KAMPANYE DAN PROPAGANDA POLITIK
LATAR BELAKANG
Politik dalam suatu negara berkaitan dengan masalah kekuasaan
pengambilan keputusan, kebijakan publik, dan alokasi atau
distribusi.[1] Kekuasaan merupakan salah satu konsep politik yang banyak
dibahas, sebab konsep ini sangat krusial dalam ilmu politik khususnya.
Politik bahkan dianggap identik dengan kekuasaan. Kekuasaan itu sendiri
berarti suatu hubungan dimana seseorang atau sekelompok orang dapat
menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain kearah tujuan dari
pihak pertama.
Di beberapa negara demokrasi, pemilihan umum dianggap sebagai lambang
kehidupan demokrasi sekaligus nilai ukur dari demokrasi itu sendiri.
Tetapi, pemilihan umum bukan merupakan satu-satunya nilai ukur karena
perlu dilengkapi dengan pengukuran beberapa kegiatan lain seperti
kampanye, propaganda, lobi dan negosiasi. Salah satu kegiatan yang
paling menonjol dilakukan oleh partai politik untuk memenangkan
partainya dalam pemilihan umum tidak terlepas dari strategi kampanye dan
propaganda. Makalah ini akan membahas strategi kampanye dan propaganda
salah satu partai besar di Indonesia yakni Partai Demokrat. Partai yang
berlambangnya Mercy ini menjadi satu-satunya partai politik era
reformasi yang mampu menjadi partai politik besar dan memenangkan
kembali pemilu tahun 2009 yang merupakan pemilu ketiga pasca Orde Baru
dari pemilu 1999 dan 2004 yang dinilai sukses oleh berbagai pihak karena
mampu mengantarkan Indonesia pada transisi dan konsolidasi demokrasi.
PEMBAHASAN
Dua periode hampir dilewati oleh Partai Demokrat dalam menguasai
ranah politik dan kepartaian di Indonesia. Perjalanan Partai Demokrat
selama dua periode dinilai sukses oleh berbagai pihak. Benar demikian?
Nyatanya, di periode yang ke-2 ini, Partai Demokrat justru menuai
kontroversi lantaran masalah korupsi yang dibuat oleh kadernya
sendiri yang menjadi batu sandungan untuk partainya sendiri. Program
Pemerintah yang diusung oleh Partai Demokrat seperti tidak mampu untuk
membuat elektabilitas partai ini meningkat. Padahal citra yang baik
dibutuhkan untuk meraih suara kembali untuk pemenangan Pemilu 2014.
Partai Demokrat sangat bertumpu pada sosok SBY sebagai pemimpinnya.
Oleh sebab itu, dalam perkembangannya, sosok untuk menggantikan SBY
sulit ditemukan karena kader Partai Demokrat belum ada figur yang cukup
kuat seperti SBY. Ignatius Haryanto[5], seorang pengamat media
mengatakan bahwa Anas Urbaningrum sempat ditarik untuk memperkuat
Partai Demokrat karena dahulu Anas adalah ketua HMI (Himpunan Mahasiswa
Islam), diharapkan dia bisa memperkuat. Namun, pada akhirnya Anas pun
dikeluarkan oleh Demokrat karena kasus korupsi Hambalang. Sehingga ia
menyimpulkan bahwa Partai Demokrat belum memiliki akar yang cukup kuat
karena masih mengandalkan sosok SBY dalam kepemimpinannya..
Jelang Pemilu yang akan dilakukan pada 2014 nanti, ada 12 partai yang
ditetapkan oleh KPU sebagai peserta pemilu 2014, salah satunya adalah
Partai Demokrat. Berbagai survei yang telah dilakukan menyatakan bahwa
elektabilitas Demokrat telah menurun. SBY pun tidak bisa maju sebagai
capres lagi untuk pemilihan berikutnya karena sudah
menjabat dua periode. Oleh sebab itu di bukalah konvensi Partai Demokrat
yang mengusung 11 nama capres dari Demokrat. Tanggapan dari berbagai
pihak pun bermunculan perihal konvensi yang dilakukan oleh Demokrat.
Beberapa optimistis bahwa konvensi mampu menaikan elektabilitas partai.
Tidak sedikit juga yang berpendapat bahwa konvensi hanya upaya Demokrat
untuk pencitraan diri.
Apapun yang dilakukan oleh Partai Demokrat, pada akhirnya adalah
untuk pemenangan Pemilu 2014 nanti. Baik itu untuk kampanye, maupun
propaganda. Hanya saja, karena sosok SBY menjadi sentral di dalam
partai, dan sudah menjabat dua periode, yang masih menjadi misteri
adalah alih generasi capres di Pemilu 2014 mendatang.
ANALISIS
Kampanye merupakan suatu proses yang dirancang bertahap untuk
mempengaruhi khalayak sasaran yang telah di tetapkan. Di dalam kampanye
terdapat strategi untuk mengkomunikasikan pesan-pesan politik dan
menarik simpati masyarakat sebanyak mungkin. Dalam rangka pemilihan
umum, kampanye politik harus dilakukan untuk menjelaskan program partai
kepada khalayak. Pertama, kampanye diciptakan untuk memberi pengetahuan
kepada khalayak. Kedua, diarahkan untuk perubahan sikap dan menarik
simpati terhadap isu-isu partai yang bersangkutan. Lalu yang terakhir
adalah untuk mengubah perilaku khalayak kemudian berujung kepada
keputusan mendukung atau tidak mendukung.
Stigma positif mengenai partai Demokrat nampaknya hanya saat periode
pertama kepemimpinan SBY. Bapak Bian Harnansa[6], Redaktur Wartawan Foto
Tribunnews berpendapat bahwa awalnya Demokrat adalah suatu partai yang
baru dan menjanjikan dalam pemerintahan Tata Negara dan korupsi. Namun
ditengah perjalanannya melibatkan oknum yang terlibat korup dari partai
tersebut sehingga menimbulkan keanjlokan elektabilitas.
Menjelang Pemilu 2014 sudah tentu partai yang ikut dalam pileg akan
melakukan kampanye untuk menguasai kursi DPR dan untuk mendeklarasikan
calon presiden. Agar masyarakat bisa mengenal partai diperlukan
sebuah kampanye yang tujuan akhirnya adalah keputusan untuk mendukung
dan memilih partai tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tentang seputaran Partai
Demokrat yang mengacu pada kampanye dan kampanye pemilu 2014 yang
sebentar lagi akan diselenggarakan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
Propaganda pada kegiatan pemilu dianggap sah dan tentunya akan
dilakukan oleh semua partai politik yang tentunya mempunyai capres
dan cawapres yang sedang berusaha untuk menang dalam pemilu. Tidak
terlepas dari itu Partai Demokrat pun demikian, namun terlihat ada yang
berbeda pada propaganda Partai Demokrat saat ini. Propaganda yang
dilakukan partai ini terkesan lebih halus dan private atau
terkesan diam-diam. Seperti contohnya mendatangi rumah-rumah warga, atau
juga dengan mengajak anak-anak muda untuk bekerja sama ikut serta
kedalam partainya. Mungkin juga ini adalah suatu taktik Partai Demokrat
yang sekarang sedang di pandang sebelah mata oleh banyak kalangan
masyakarat karena begitu banyaknya kasus-kasus yang terjadi dalam ruang
lingkup partai pimpinan SBY ini.
Jenis propaganda lain yang dilakukan partai demokrat selain dengan
mencoba menjadi begitu dekat dengan rakyat adalah dengan melakukan
konvensi. Konvensi yang dilakukan oleh partai ini sendiri adalah sebuah
kemajuan yang artinya bahwa Partai Demokrat memberikan kesempatan pada
orang lain untuk berkompetisi namun pertanyaannya adalah, apakah
konvensi ini sesungguhnya adalah wujud pencitraan semata? Hal tersebut
terlihat dari tercalonkannya Pramono Edhie yang merupakan ipar dari
ketua Partai Demokrat itu sendiri yaitu Susilo Bambang Yudhoyono dalam
jajaran sebelas calon peserta konvensi pemilihan capres partai demokrat.
DAFTAR PUSTAKA
Budiharjo, Miriam. (ed), Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 1998.
Heryanto Gun Gun. Dinamika Komunikasi Politik. Jakarta: PT. Lasswell Visitama.2011.
Heryanto Gun Gun dan Rumaru Shulhan. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia. 2013.
http://www.pangisyarwi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=100:strategi-kampanye-partai-demokrat-pada-pemilu-legislatif-tahun-2009-studi-bappilu-dpp-partai-demokrat&catid=8&Itemid=103
Wikipedia. (2013). Partai Demokrat.http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Demokrat. 22 September 2013.
Redaksi Partai Demokrat. (2013). Pramono Edhie Berharap masyarakat memahami Pentingnya Empat Pilar Kebangsaan. http://www.demokrat.or.id/. 1 oktober 2013.
Alwan Ridha Ramdani Merdeka.com. (2012-2013). Saya Calon Presiden Alternatif.http://www.merdeka.com/khas/saya-calon-presiden-alternatif-wawancara-pramono-edhie-w-1.html. 27 september 2013.
TRIBUNnews.com. (2013). Tunjukkan konvensi capres demokrat bukan untuk naikkan elektabilitas. http://id.berita.yahoo.com/tujuan-konvensi-capres-demokrat-bukan-untuk-naikkan-elektabilitas-124021458.html. 11 september 2013