Jumat, 25 November 2016

STUDI KASUS KAMPANYE DAN PROPAGANDA POLITIK

STUDI KASUS PARTAI DEMOKRAT
KAMPANYE DAN PROPAGANDA POLITIK


LATAR BELAKANG

Politik dalam suatu negara berkaitan dengan masalah kekuasaan  pengambilan keputusan, kebijakan publik, dan alokasi atau distribusi.[1] Kekuasaan merupakan salah satu konsep politik yang banyak dibahas, sebab konsep ini sangat krusial dalam ilmu politik khususnya. Politik bahkan dianggap identik dengan kekuasaan. Kekuasaan itu sendiri berarti suatu hubungan dimana seseorang atau sekelompok orang dapat menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain kearah tujuan dari pihak pertama.

Di beberapa negara demokrasi, pemilihan umum dianggap sebagai lambang kehidupan demokrasi sekaligus nilai ukur dari demokrasi itu sendiri. Tetapi, pemilihan umum bukan merupakan satu-satunya nilai ukur karena perlu dilengkapi dengan pengukuran beberapa kegiatan lain seperti kampanye, propaganda, lobi dan negosiasi. Salah satu kegiatan yang paling menonjol dilakukan oleh partai politik untuk memenangkan partainya dalam pemilihan umum tidak terlepas dari strategi kampanye dan propaganda. Makalah ini akan membahas strategi kampanye dan propaganda salah satu partai besar di Indonesia yakni Partai Demokrat. Partai yang berlambangnya Mercy ini menjadi satu-satunya partai politik era reformasi yang mampu menjadi partai politik besar dan memenangkan kembali pemilu tahun 2009 yang merupakan pemilu ketiga pasca Orde Baru dari pemilu 1999 dan 2004 yang dinilai sukses oleh berbagai pihak karena mampu mengantarkan Indonesia pada transisi dan konsolidasi demokrasi.

PEMBAHASAN

Dua periode hampir dilewati oleh Partai Demokrat dalam menguasai ranah politik dan kepartaian di Indonesia. Perjalanan Partai Demokrat selama dua periode dinilai sukses oleh berbagai pihak. Benar demikian? Nyatanya, di periode yang ke-2 ini, Partai Demokrat justru menuai kontroversi lantaran masalah korupsi yang dibuat oleh kadernya sendiri yang menjadi batu sandungan untuk partainya sendiri. Program Pemerintah yang diusung oleh Partai Demokrat seperti tidak mampu untuk membuat elektabilitas partai ini meningkat. Padahal citra yang baik dibutuhkan untuk  meraih suara kembali untuk pemenangan Pemilu 2014.

Partai Demokrat sangat bertumpu pada sosok SBY sebagai pemimpinnya. Oleh sebab itu, dalam perkembangannya, sosok untuk menggantikan SBY sulit ditemukan karena kader Partai Demokrat belum ada figur yang cukup kuat seperti SBY. Ignatius Haryanto[5], seorang pengamat media mengatakan bahwa Anas Urbaningrum sempat  ditarik untuk memperkuat Partai Demokrat karena dahulu Anas adalah ketua HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), diharapkan dia bisa memperkuat. Namun, pada akhirnya Anas pun dikeluarkan oleh Demokrat karena kasus korupsi Hambalang. Sehingga ia menyimpulkan bahwa Partai Demokrat belum memiliki akar yang cukup kuat karena masih mengandalkan sosok SBY dalam kepemimpinannya..

Jelang Pemilu yang akan dilakukan pada 2014 nanti, ada 12 partai yang ditetapkan oleh KPU sebagai peserta pemilu 2014, salah satunya adalah Partai Demokrat. Berbagai survei yang telah dilakukan menyatakan bahwa elektabilitas Demokrat telah menurun. SBY pun tidak bisa maju sebagai capres lagi untuk pemilihan berikutnya karena sudah menjabat dua periode. Oleh sebab itu di bukalah konvensi Partai Demokrat yang mengusung 11 nama capres dari Demokrat. Tanggapan dari berbagai pihak pun bermunculan perihal konvensi yang dilakukan oleh Demokrat.  Beberapa optimistis bahwa konvensi mampu menaikan elektabilitas partai. Tidak sedikit juga yang berpendapat bahwa konvensi hanya upaya Demokrat untuk pencitraan diri.

Apapun yang dilakukan oleh Partai Demokrat, pada akhirnya adalah untuk pemenangan Pemilu 2014 nanti. Baik itu untuk kampanye, maupun propaganda. Hanya saja, karena sosok SBY menjadi sentral di dalam partai, dan sudah menjabat dua periode, yang masih menjadi misteri adalah alih generasi capres di Pemilu 2014 mendatang.

ANALISIS

Kampanye merupakan suatu proses yang dirancang bertahap untuk mempengaruhi khalayak sasaran yang telah di tetapkan. Di dalam kampanye terdapat strategi untuk mengkomunikasikan pesan-pesan politik dan menarik simpati masyarakat sebanyak mungkin. Dalam rangka pemilihan umum, kampanye politik harus dilakukan untuk menjelaskan program partai kepada khalayak. Pertama, kampanye diciptakan untuk memberi pengetahuan kepada khalayak. Kedua, diarahkan untuk perubahan sikap dan menarik simpati terhadap isu-isu partai yang bersangkutan. Lalu yang terakhir adalah untuk mengubah perilaku khalayak kemudian berujung kepada keputusan mendukung atau tidak mendukung.

Stigma positif mengenai partai Demokrat nampaknya hanya saat periode pertama kepemimpinan SBY. Bapak Bian Harnansa[6], Redaktur Wartawan Foto Tribunnews berpendapat bahwa awalnya Demokrat adalah suatu partai yang baru dan menjanjikan dalam pemerintahan Tata Negara dan korupsi. Namun ditengah perjalanannya melibatkan oknum yang terlibat korup dari partai tersebut sehingga menimbulkan keanjlokan elektabilitas.

Menjelang Pemilu 2014 sudah tentu partai yang ikut dalam pileg akan melakukan kampanye untuk menguasai kursi DPR dan untuk mendeklarasikan calon presiden. Agar masyarakat bisa mengenal partai diperlukan sebuah kampanye yang tujuan akhirnya adalah keputusan untuk mendukung dan memilih partai tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tentang seputaran Partai Demokrat yang mengacu pada kampanye dan kampanye pemilu 2014 yang sebentar lagi akan diselenggarakan, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Propaganda pada kegiatan pemilu dianggap sah dan tentunya akan dilakukan oleh semua partai politik yang tentunya mempunyai capres dan cawapres yang sedang berusaha untuk menang dalam pemilu. Tidak terlepas dari itu Partai Demokrat pun demikian, namun terlihat ada yang berbeda pada propaganda Partai Demokrat saat ini. Propaganda yang dilakukan partai ini terkesan lebih halus dan private atau terkesan diam-diam. Seperti contohnya mendatangi rumah-rumah warga, atau juga dengan mengajak anak-anak muda untuk bekerja sama ikut serta kedalam partainya. Mungkin juga ini adalah suatu taktik Partai Demokrat yang sekarang sedang di pandang sebelah mata oleh banyak kalangan masyakarat karena begitu banyaknya kasus-kasus yang terjadi dalam ruang lingkup partai pimpinan SBY ini.

Jenis propaganda lain yang dilakukan partai demokrat selain dengan mencoba menjadi begitu dekat dengan rakyat adalah dengan melakukan konvensi. Konvensi yang dilakukan oleh partai ini sendiri adalah sebuah kemajuan yang artinya bahwa Partai Demokrat memberikan kesempatan pada orang lain untuk berkompetisi namun pertanyaannya adalah, apakah  konvensi ini sesungguhnya adalah wujud pencitraan semata? Hal tersebut terlihat dari tercalonkannya Pramono Edhie yang merupakan ipar dari ketua Partai Demokrat itu sendiri yaitu Susilo Bambang Yudhoyono dalam jajaran sebelas calon peserta konvensi pemilihan capres partai demokrat.


DAFTAR PUSTAKA

Budiharjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politk. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2013.
Budiharjo, Miriam. (ed), Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 1998.
Heryanto Gun Gun. Dinamika Komunikasi Politik. Jakarta: PT. Lasswell Visitama.2011.
Heryanto Gun Gun dan Rumaru Shulhan. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia. 2013.
http://www.pangisyarwi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=100:strategi-kampanye-partai-demokrat-pada-pemilu-legislatif-tahun-2009-studi-bappilu-dpp-partai-demokrat&catid=8&Itemid=103
Wikipedia. (2013). Partai Demokrat.http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Demokrat. 22 September 2013.
Redaksi Partai Demokrat. (2013).  Pramono Edhie Berharap masyarakat memahami Pentingnya Empat Pilar Kebangsaan. http://www.demokrat.or.id/. 1 oktober 2013.
Alwan Ridha Ramdani Merdeka.com. (2012-2013). Saya Calon Presiden Alternatif.http://www.merdeka.com/khas/saya-calon-presiden-alternatif-wawancara-pramono-edhie-w-1.html. 27 september 2013.
TRIBUNnews.com. (2013).  Tunjukkan konvensi capres demokrat bukan untuk naikkan elektabilitas. http://id.berita.yahoo.com/tujuan-konvensi-capres-demokrat-bukan-untuk-naikkan-elektabilitas-124021458.html. 11 september 2013

Senin, 21 November 2016

Softskill Tugas 5 - Hukum, Negara, Pemerintahan

Hukum, Negara, Pemerintahan

 Hukum

Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya kekacauan.
Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum dalam masyarakat. Oleh sebab itu setiap masyarat berhak untuk memperoleh pembelaan didepan hukum. Hukum dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau ketetapan/ ketentuan yang tertulis ataupun yang tidak tertulis untuk mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sangsi untuk orang yang melanggar hukum.
Hukum dapat dikelompokkan sebagai berikut:


- Hukum berdasarkan Bentuknya: Hukum tertulis dan Hukum tidak tertulis.
- Hukum berdasarkan Wilayah berlakunya: Hukum local, Hukum nasional dan Hukum Internasional.
- Hukum berdasarkan Fungsinya: Hukum Materil dan Hukum Formal.
- Hukum berdasarkan Waktunya: Ius Constitutum, Ius Constituendum, Lex naturalis/ Hukum Alam.
- Hukum Berdasarkan Isinya: Hukum Publik, Hukum Antar waktu dan Hukum Private. Hukum Publik sendiri dibagi menjadi Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara, Hukum Pidana dan Hukum Acara. 

Sedangkan Hukum Privat dibagi menjadi Hukum Pribadi, Hukum Keluarga, Hukum Kekayaan, dan Hukum Waris.
- Hukum  Berdasarkan Pribadi: Hukum satu golongan, Hukum semua golongan dan Hukum Antar golongan.
- Hukum Berdasarkan Wujudnya: Hukum Obyektif dan Hukum Subyektif.
- Hukum Berdasarkan Sifatnya: Hukum yang memaksa dan Hukum yang mengatur.


Negara

Negara dalam pengertian sederhana dapat dipandang sebagai suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Dalam pengertian yang lain, negara didefinisikan sebagai alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Kita dapat juga menyebut negara sebagai suatu wilayah yang terdiri dari penduduk yang diperintah untuk mencapai satu kedaulatan.

Pemerintahan

Pengertian pemerintahan memiliki arti luas dan sempit, yaitu sebagai berikut : 
  1. Pemerintahan dalam arti luas, yaitu segala aktivitas yang dialkukan negara guna menyelenggarakan kesejahteraan rakyat serta kepentngan negara yang meliputi eksekutif, legelatif, dan yudikatif dari pemerintahan pusat sampai daerah.
  2.  Pemerintahan dalam arti sempit, yaitu segala aktivitas yang diselenggarakan hanya oleh eksekutif saja, dalam hal ini presiden, raja, ataupun perdana menteri.

Pengertian Pemerintah menurut Pakar, sebagai berikut :
 
Pengertian Pemerintah menurut Woodrow Wilson adalah suatu pengorganisasian kekuatan, tidak selalu berhubungan dengan organisasi kekuatan angkatan bersenjata, tetapi dua atau sekelompok orang dari sekian banyak kelompok orang yang dipersiapkan oleh suatu organisasi untuk mewujudkan maksud-maksud bersama mereka, dengan hal-hal yang memberikan keterangan bagi urusan-urusan umum kemasyarakatan.
 
Menurut W. S. Sayre, Pengertian Pemerintah ialah sebagai organisasi dari negara yang memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya.
 
Robert Mac Iver mengemukakan bahwa Pengertian Pemerintah merupakan suatu organisasi dari orang-orang yang mempunyai kekuasaan, bagaimana manusia itu bisa diperintah.
 
Samuel Edwar mengatakan bahwa pemerintah harus mempunyai kegiatan terus-menerus, negara tempat kegiatan itu berlangsung, pejabat yang memerintah dan cara, metode serta sistem dari pemerintah terhadap masyarakat.
 
Dari pengertian pemerintah yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Pemerintah adalah Suatu organisasi dari orang-orang yang memiliki kekuasaan, yang kemudian atas kekukasaannya tersebut dapat memerintahkan anggota atau masyarakat yang ada di wilayah kekuasaannya.
 
 
 Referensi :
http://www.temukanpengertian.com/2013/08/pengertian-hukum.html 
http://www.ilmusiana.com/2015/04/pengertian-negara-paling-lengkap.html 
http://www.zonasiswa.com/2015/10/pengertian-pemerintahan-legislatif.html
http://www.pengertianpakar.com/2015/02/pengertian-pemerintah-pemerintahan-dan-ilmu-pemerintahan.html 

Kamis, 10 November 2016

Softskill – Tugas 4

 
Pemuda dan Sosialisasi
Pemuda adalah manusia berumur 18/21 keatas yang dianggap sudah dewasa untuk tugas-tugas Negara dan hak pilih. Pemuda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya. Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan dan aturan dari generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat
Internalisasi Belajar dan Sosialisasi
Sosialisasi merupakan sebuah proses seumur hidup tentang bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Sosialisasi dibagi menjadi dua:
  1. Sosialisasi primer (dalam keluarga)
  2. Sosialisasi sekunder (dalam masyarakat)
Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusionalisasi saja,akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat. Norma-norma tersebut dibedakan menjadi:
  1. Norma-norma yang mengatur pribadi, mencakup norma kepercayaan yang bertujuan agar manusia berhati nurani yang bersih.
  2. Norma-norma yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum serta mempunyai tujuan agar manusia bertingkah laku yang baik dalam pergaulan hidup dan bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup.
Proses Sosialisasi
  1. Tahap persiapan (Preparatory Stage). Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
  2. Tahap meniru (Play Stage). Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk.
  3. Tahap siap bertindak (Game Stage). Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
  4. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other). Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama–bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya– secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat
Mahasiswa adalah kelompok pelajar yang bisa dikatakan sebagai golongan terdidik, karena mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi. Predikat tersebut tentulah dapat disinonimkan bahwa mahasiswa merupakan kaum intelektual, yang mempunyai basis keilmuan yang kuat sesuai dengan jurusan yang diambil masing-masing mahasiswa. Tetapi, mahasiswa juga merupakan sebuah entitas sosial yang selalu berinteraksi dengan masyarakat dari segala jenis lapisan, sehingga dalam hal ini mahasiswa pun dituntut untuk memainkan peran aktif dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Pemuda harus mengambil peranan dalam hal memajukan bangsa. Sejarah membuktikan, bahwa perubahan hampir selalu dimotori oleh kalangan muda. Sumpah Pemuda, Proklamasi, Pemberantasan PKI, lahirnya orde baru, bahkan peristiwa turunnya diktator Soeharto dari singgasana kepresidenan seluruhnya dimotori oleh kaum muda. kaum muda pula yang selalu memberikan umpan balik yang kritis terhadap pongahnya kekuasaan.
Pembinaan dan Perkembangan Generasi Muda
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
  1. Landasan Idiil : Pancasila
  2. Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
  3. Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
  4. Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
  5. Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.
Pembinaan dan pengembangan generasi muda haruslah menanamkan motivasi kepekaan terhadap masa datang sebagai bagian mutlak masa kini. Kepekaan terhadap masa datang membutuhkan pula kepekaan terhadap situasi-situasi lingkungan untuk merelevansikan partisipannya dalam setiap kegiatan bangsa dan negara. Untuk itu, kualitas kesejahteraan yang membawa nilai-nilai dasar bangsa merupakan faktor penentu yang mewarnai pembinaan generasi muda dan bangsa dalam memasuki masa datang. Pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu :
  1. Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan untuk mandiri dan berpotensi dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
  2. Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan dan belum dapat bersikap mandiri untuk terlibat secara fungsional.
Masalah-Masalah Generasi Muda
  1. Kebutuhan akan figur teladan.
  2. Sikap apatis merupakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya.
  3. Kecemasan dan kurangnya harga diri.
  4. Ketidakmampuan untuk terlibat. Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat.
  5. Perasaan tidak berdaya muncul karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern.
  6. Pemujaan akan pengalaman. Sebagian besar tindakan negatif anak muda mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.

Potensi-Potensi Generasi Muda
  1. Idealisme dan Daya Kritis. Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru.
  2. Dinamika dan Kreativitas. Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan.
  3. Keberanian Mengambil Resiko. Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.
  4. Optimis dan Kegairahan. Semangat Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.
  5. Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni. Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.
  6. Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif.
  7. Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan. Merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif.
  8. Patriotisme dan Nasionalisme. Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan untuk membela dan mempertahankan NKRI.
  9. Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi. Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi

Tujuan Pokok Sosialisasi
  1. Memberikan keterampilan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat
  2. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif 
  3. Membantu mengendalikan fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
  4. Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada di masyarakat.
Mengembangkan Potensi Generasi Muda
Generasi muda dapat mengembangkan potensi mereka melalui hoby atau kesenangan masing-masing. Potensi generasi muda juga dapat membangun rasa bangga pada diri sendiri. Keluarga dan negara juga merasa bangga atas potensi yang dimiliki oleh anggota keluarga atau sebagai masyarakat. Generasi muda perlu didorong dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba menciptakan suatu ide / gagasan yang kemudian diwujudkan dengan cara masing-masing.


https://firdaazzahra712.wordpress.com/