Jumat, 25 November 2016

STUDI KASUS KAMPANYE DAN PROPAGANDA POLITIK

STUDI KASUS PARTAI DEMOKRAT
KAMPANYE DAN PROPAGANDA POLITIK


LATAR BELAKANG

Politik dalam suatu negara berkaitan dengan masalah kekuasaan  pengambilan keputusan, kebijakan publik, dan alokasi atau distribusi.[1] Kekuasaan merupakan salah satu konsep politik yang banyak dibahas, sebab konsep ini sangat krusial dalam ilmu politik khususnya. Politik bahkan dianggap identik dengan kekuasaan. Kekuasaan itu sendiri berarti suatu hubungan dimana seseorang atau sekelompok orang dapat menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain kearah tujuan dari pihak pertama.

Di beberapa negara demokrasi, pemilihan umum dianggap sebagai lambang kehidupan demokrasi sekaligus nilai ukur dari demokrasi itu sendiri. Tetapi, pemilihan umum bukan merupakan satu-satunya nilai ukur karena perlu dilengkapi dengan pengukuran beberapa kegiatan lain seperti kampanye, propaganda, lobi dan negosiasi. Salah satu kegiatan yang paling menonjol dilakukan oleh partai politik untuk memenangkan partainya dalam pemilihan umum tidak terlepas dari strategi kampanye dan propaganda. Makalah ini akan membahas strategi kampanye dan propaganda salah satu partai besar di Indonesia yakni Partai Demokrat. Partai yang berlambangnya Mercy ini menjadi satu-satunya partai politik era reformasi yang mampu menjadi partai politik besar dan memenangkan kembali pemilu tahun 2009 yang merupakan pemilu ketiga pasca Orde Baru dari pemilu 1999 dan 2004 yang dinilai sukses oleh berbagai pihak karena mampu mengantarkan Indonesia pada transisi dan konsolidasi demokrasi.

PEMBAHASAN

Dua periode hampir dilewati oleh Partai Demokrat dalam menguasai ranah politik dan kepartaian di Indonesia. Perjalanan Partai Demokrat selama dua periode dinilai sukses oleh berbagai pihak. Benar demikian? Nyatanya, di periode yang ke-2 ini, Partai Demokrat justru menuai kontroversi lantaran masalah korupsi yang dibuat oleh kadernya sendiri yang menjadi batu sandungan untuk partainya sendiri. Program Pemerintah yang diusung oleh Partai Demokrat seperti tidak mampu untuk membuat elektabilitas partai ini meningkat. Padahal citra yang baik dibutuhkan untuk  meraih suara kembali untuk pemenangan Pemilu 2014.

Partai Demokrat sangat bertumpu pada sosok SBY sebagai pemimpinnya. Oleh sebab itu, dalam perkembangannya, sosok untuk menggantikan SBY sulit ditemukan karena kader Partai Demokrat belum ada figur yang cukup kuat seperti SBY. Ignatius Haryanto[5], seorang pengamat media mengatakan bahwa Anas Urbaningrum sempat  ditarik untuk memperkuat Partai Demokrat karena dahulu Anas adalah ketua HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), diharapkan dia bisa memperkuat. Namun, pada akhirnya Anas pun dikeluarkan oleh Demokrat karena kasus korupsi Hambalang. Sehingga ia menyimpulkan bahwa Partai Demokrat belum memiliki akar yang cukup kuat karena masih mengandalkan sosok SBY dalam kepemimpinannya..

Jelang Pemilu yang akan dilakukan pada 2014 nanti, ada 12 partai yang ditetapkan oleh KPU sebagai peserta pemilu 2014, salah satunya adalah Partai Demokrat. Berbagai survei yang telah dilakukan menyatakan bahwa elektabilitas Demokrat telah menurun. SBY pun tidak bisa maju sebagai capres lagi untuk pemilihan berikutnya karena sudah menjabat dua periode. Oleh sebab itu di bukalah konvensi Partai Demokrat yang mengusung 11 nama capres dari Demokrat. Tanggapan dari berbagai pihak pun bermunculan perihal konvensi yang dilakukan oleh Demokrat.  Beberapa optimistis bahwa konvensi mampu menaikan elektabilitas partai. Tidak sedikit juga yang berpendapat bahwa konvensi hanya upaya Demokrat untuk pencitraan diri.

Apapun yang dilakukan oleh Partai Demokrat, pada akhirnya adalah untuk pemenangan Pemilu 2014 nanti. Baik itu untuk kampanye, maupun propaganda. Hanya saja, karena sosok SBY menjadi sentral di dalam partai, dan sudah menjabat dua periode, yang masih menjadi misteri adalah alih generasi capres di Pemilu 2014 mendatang.

ANALISIS

Kampanye merupakan suatu proses yang dirancang bertahap untuk mempengaruhi khalayak sasaran yang telah di tetapkan. Di dalam kampanye terdapat strategi untuk mengkomunikasikan pesan-pesan politik dan menarik simpati masyarakat sebanyak mungkin. Dalam rangka pemilihan umum, kampanye politik harus dilakukan untuk menjelaskan program partai kepada khalayak. Pertama, kampanye diciptakan untuk memberi pengetahuan kepada khalayak. Kedua, diarahkan untuk perubahan sikap dan menarik simpati terhadap isu-isu partai yang bersangkutan. Lalu yang terakhir adalah untuk mengubah perilaku khalayak kemudian berujung kepada keputusan mendukung atau tidak mendukung.

Stigma positif mengenai partai Demokrat nampaknya hanya saat periode pertama kepemimpinan SBY. Bapak Bian Harnansa[6], Redaktur Wartawan Foto Tribunnews berpendapat bahwa awalnya Demokrat adalah suatu partai yang baru dan menjanjikan dalam pemerintahan Tata Negara dan korupsi. Namun ditengah perjalanannya melibatkan oknum yang terlibat korup dari partai tersebut sehingga menimbulkan keanjlokan elektabilitas.

Menjelang Pemilu 2014 sudah tentu partai yang ikut dalam pileg akan melakukan kampanye untuk menguasai kursi DPR dan untuk mendeklarasikan calon presiden. Agar masyarakat bisa mengenal partai diperlukan sebuah kampanye yang tujuan akhirnya adalah keputusan untuk mendukung dan memilih partai tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tentang seputaran Partai Demokrat yang mengacu pada kampanye dan kampanye pemilu 2014 yang sebentar lagi akan diselenggarakan, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Propaganda pada kegiatan pemilu dianggap sah dan tentunya akan dilakukan oleh semua partai politik yang tentunya mempunyai capres dan cawapres yang sedang berusaha untuk menang dalam pemilu. Tidak terlepas dari itu Partai Demokrat pun demikian, namun terlihat ada yang berbeda pada propaganda Partai Demokrat saat ini. Propaganda yang dilakukan partai ini terkesan lebih halus dan private atau terkesan diam-diam. Seperti contohnya mendatangi rumah-rumah warga, atau juga dengan mengajak anak-anak muda untuk bekerja sama ikut serta kedalam partainya. Mungkin juga ini adalah suatu taktik Partai Demokrat yang sekarang sedang di pandang sebelah mata oleh banyak kalangan masyakarat karena begitu banyaknya kasus-kasus yang terjadi dalam ruang lingkup partai pimpinan SBY ini.

Jenis propaganda lain yang dilakukan partai demokrat selain dengan mencoba menjadi begitu dekat dengan rakyat adalah dengan melakukan konvensi. Konvensi yang dilakukan oleh partai ini sendiri adalah sebuah kemajuan yang artinya bahwa Partai Demokrat memberikan kesempatan pada orang lain untuk berkompetisi namun pertanyaannya adalah, apakah  konvensi ini sesungguhnya adalah wujud pencitraan semata? Hal tersebut terlihat dari tercalonkannya Pramono Edhie yang merupakan ipar dari ketua Partai Demokrat itu sendiri yaitu Susilo Bambang Yudhoyono dalam jajaran sebelas calon peserta konvensi pemilihan capres partai demokrat.


DAFTAR PUSTAKA

Budiharjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politk. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2013.
Budiharjo, Miriam. (ed), Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 1998.
Heryanto Gun Gun. Dinamika Komunikasi Politik. Jakarta: PT. Lasswell Visitama.2011.
Heryanto Gun Gun dan Rumaru Shulhan. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia. 2013.
http://www.pangisyarwi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=100:strategi-kampanye-partai-demokrat-pada-pemilu-legislatif-tahun-2009-studi-bappilu-dpp-partai-demokrat&catid=8&Itemid=103
Wikipedia. (2013). Partai Demokrat.http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Demokrat. 22 September 2013.
Redaksi Partai Demokrat. (2013).  Pramono Edhie Berharap masyarakat memahami Pentingnya Empat Pilar Kebangsaan. http://www.demokrat.or.id/. 1 oktober 2013.
Alwan Ridha Ramdani Merdeka.com. (2012-2013). Saya Calon Presiden Alternatif.http://www.merdeka.com/khas/saya-calon-presiden-alternatif-wawancara-pramono-edhie-w-1.html. 27 september 2013.
TRIBUNnews.com. (2013).  Tunjukkan konvensi capres demokrat bukan untuk naikkan elektabilitas. http://id.berita.yahoo.com/tujuan-konvensi-capres-demokrat-bukan-untuk-naikkan-elektabilitas-124021458.html. 11 september 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar